Oleh Suryadi
Okma mondar-mondar. Sebentar di dalam sebentar di luar. Kadang Ia duduk di kursi bersama peserta yang lain, sambil nyaksikan peserta yang lagi tampil. Kata nya untuk ngilang gerogi aja.
Okma mondar-mondar. Sebentar di dalam sebentar di luar. Kadang Ia duduk di kursi bersama peserta yang lain, sambil nyaksikan peserta yang lagi tampil. Kata nya untuk ngilang gerogi aja.
27 Juli 2010 lalu, Pekan
Seni Mahasiswa Nasional (Peksiminas) di gelar di Pontianak. Okma ikut kategori
nyanyi keroncong diajang itu. Okma wakili Riau bersama temannya, Dapit.
Peksiminas diikuti seluruh Propinsi di Indonesia, kecuali Papua.
Ajang itu berlangsung
selama empat hari. Universitas Tanjung Pura jadi tuan rumah. Okma bersama
temannya tiba satu hari sebulan ajang itu dibuka. Tiba di Bandara, mereka
dijemput oleh LO. Mereka tinggal di Hotel Pelangi. Hari pertama, Okma hanya
istirahat, tak ada lakukan apa pun.
Esoknya, opening ceremony selama satu hari. Hari
ketiga technical meeting untuk
masing-masing kategori lagu. Ada tiga kategori lagu yang dilombakan. Keroncong,
Pop dan Dangdut. Setiap peserta diberi satu lagu wajib dan empat lagu pilihan. Okma
dapat judul lagu “Rayuan Kelana” untuk lagu wajib. Untuk lagu pilihan Okma
pilih judul lagu “Di Tepi Sungai Sarangan”. Hari itu juga, musiknya didengarkan
pada seluruh peserta. Langsung ambil nada dasar kemudian pengambilan nomor
undian. Malamnya juga, Okma bersama peserta kategori lagu keroncong yang lain
jalani latihan di pandu oleh orchestra.
Tempat latihannya di Aula perlombaan yang akan digunakan nanti. Jarak Hotel
dari tempat latihan tak terlalu jauh. Di Hotel Okma latihan sendiri.
Hari keempat di
Pontianak, saat yang ditunggu-tunggu oleh semua peserta pun tiba. Satu persatu
peserta mulai tampil. Okma merasa deg-degkan. “saat giliran nyanyi, udah enjoy
lagi,” ujar Okma. Okma peserta nomor urut enam. Saat itu Ia mengenakan Kebaya.
Rambutnya disanggul. Perasaan gerogi buatnya gelisah, ditambah dengan banyaknya
penonton. “aku takut salah dinadanya dan lupa liriknya,” tambah Okma.
Penilaiannya langsung oleh tiga orang juri.
Dapit, teman Okma yang
juga wakili Riau diajang itu merasa ada yang tak enak dengan dewan jurinya. Panitia
sering mengganti dewan juri. Awalnya, dewan juri memang berasal dari penyanyi
keroncong. Kemudian diganti dengan dosen.
Usai tampil, Okma
ngbrol-ngobrol denga peserta yang lain. Sebagian peserta ada yang duduk di
belakang panggung. Ada yang menyaksikan peserta yang sedang tampil. Hasil
penilaian dewan juri diumumkan sore itu juga. Peserta yang lolos ke final hanya
lima orang. Okma dan Dapit tak lolos. Esoknya langsung final. Malam itu juga
peserta yang lolos ikuti latihan. Okma masih menyaksikan acara hingga
penutupan. Peserta dari perwakilan Jakarta raih juara satu. Wakil Yogyakarta
juar dua dan juara tiga perwakilan Jawa tengah. “harapan satu dan dua aku
lupa,” kata Okma.
Okma punya bakat nyanyi
sejak kecil. Tapi Okma belum pernah nyanyi lagu keroncong. Ia sering nyanyi
lagu Pop dan Melayu. Ia belajar lagu keroncong tiga bulan sebelum Peksiminas
digelar. Dapit yang ajak Ia nyanyi keroncong. Dapit menilai, Okma punya suara
yang bagus. Okma masih belum percaya diri. Sebab, Ia paling tak suka dengan
lagu keroncong. Kalau Ia dengar lagu keroncong di Radio, Ia langsung matikan
Radio itu. Namun karena Dapit yang nyuruh, Okma mulai coba-coba dengarin lagu
keroncong. Ia beli kaset keroncong, dan sering mendengarnya di rumah. Ia pun
mulai suka. Kadang Ia telpon Dapit, dan coba menyanyikan.
Sebelum terpilih wakili
Riau ke Pontianak, Okma melewati beberapa tahap penseleksian. Tahap awal, Okma
jalani seleksi di Fakultasnya. Kemudian seleksi ditingkat Universitas. Seleksi
tingkat Propinsi Okma dan Dapit sama-sama terpilih mewakili Riau ketingkat
nasional.
Nama lengkapnya Okma
Rahmatya. Lahir Pekanbaru, 2 Juni 1990. Anak keenam dari tujuh bersaudara. Tiga
laki-laki dan empat perempuan. Ibunya pensiuna guru, Ayah nya dosen Teknik
Sipil Universitas Islam Riau (UIR). Orang tua nya suku minang. Ia kuliah
jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UR, angkatan 2008. Pendidikan mulai Sekolah
Dasar hingga perguruan tinggi Ia jalani di Pekanbaru. Kulit nya sawo matang.
“Okma terbilang gigih. Ia anak yang baik, sederhana dan selalu respon terhadap
arang lain,” ujar Dapit.
Dari kecil Okma udah hobi nyanyi. “saya suka
dengar-dengar lagu di Radio,” kata Okma. Sejak Sekolah Dasar Okma sering ikut
lomba nyannyi. Ia pun pernah minta izin pada orang tua nya untuk les vokal.
Orang tua nya bilang, nanti pendidikan mu akan tertanggu.
Beberapa prestasi
pernah diraihnya. Saat duduk di bangku Sekolah Dasar, Ia udah banyak meraih
prestasi di bidang nyanyi. Ia pernah juara dua lagu Pop anak SD se Pekanbaru.
Ketika kelas tiga, empat dan lima juara dua dan tiga lagu melayu secara
berturut-turut. Akhir pendidikan Sekolah Dasar nya Ia juara tiga lomba Syair.
“memasuki Sekolah Menengah Pertama Ia tak pernah lomba nyanyi lagi.
Memasuki pendidikan
menengah atas, Ia mulai ikut lomba nyanyi lagi. Prestasi pun mulai diraihnya
lagi. Lomba lagu melayu se SMA Pekanbaru Ia juara dua. Tahun yang sama, Ia raih
juara satu. Harapan satu lagu melayu se Propinsi Riau 2007. Pernah meraih
harapan satu bintang Radio Pekanbaru 2009. Ia juga pernah meraih juara satu
lomba lagu Jepang di FKIP UR. Tahun 2010 juara dua lagu Pop tingkat mahasiswa
se Propinsi Riau.
“kalau sekedar nyanyi,
kami persilahkan, asal jangan mengganggu pendidikannya,” ujar Mas Rizal Ayah
dari Okma. Saat kecil Okma sering digendong dan dinyanyikan orang tua nya.
Orang tua nya juga suka musik. Hobi ini mengalir ke Okma dan saudara-saudara
nya. Di rumah, ayah nya punya Orgen Tunggal. Okma sering nyanyi diiringi musik
Orgen Tunggal oleh Abang nya.
Okma belum pernah
menorehkan prestasi menyanyikan lagu keroncong. Satu hingga tujuh juli 2012
mendatang, ajang Peksiminas akan digelar lagi. Lombok, Nusa Tenggara Barat akan
jadi tuan rumah. Okma masih berharap dapat mewakili Riau. “aku ingin meraih
prestasi dikeroncong dan mempersembahkannya untuk Riau,” ujar Okma.
0 komentar:
Posting Komentar