Oleh Suryadi
Saya alumni Madrasah Aliyah Tarbiyah
Islamiyah, Panipahan Kecamatan Pasir Limau Kapas. Juni 2011 saya diterima di
Universitas Riau (UR). Tepatnya Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik (FISIP) nama saya tercatat.
Mengingat masa Aliyah, ada satu hal
yang ingin saya berikan ke sekolah. Saya ingin berikan sekolah ini Piala atau
piagam penghargaan. Hanya untuk dikenang aja.
Saya berpikir, untuk mewujudkan itu saya harus ikut perlombaan. Ada beberapa
perlombaan yang sempat saya ikuti dengan teman-teman, dimana kami membawa nama
sekolah.
Pernah ikut perlombaan mading 3D
tingkat Kabupaten. Kami tak dapat apa-apa. Turnamen futsal tingkat umum. Kami
juga tak dapat apa-apa. Lagi turnamen futsal, kami terhenti dibabak penyisihan.
Masih diolahraga, kami terhenti hanya dilaga pertama turnamen bola kaki. Ya,
itu lah beberapa peluang yang seharusnya dapat wujudkan keinginan tadi.
Masuki dunia pendidikan baru, status
berganti jadi mahasiswa. Keinginan lama masih ada.
Usai ujian semester dua, saya pulang kampung
halaman. Tepatnya satu hari sebelum Ramadan. dua hari ramadan saya udah mulai
sibuk bantu-bantu di sekolah saya dulu. Ada agenda penting saat itu. Saya dan kawan-kawan diminta buat miniatur
mesjid untuk meriahkan malam penghujung Ramadan atau malam syawal. Sering
disebut malam takbiran. Di desa kami Panipahan, malam ini selalu jadi malam
yang sangat meriah. Sebab ada pawai takbiran untuk meriahkan mala mini.
Miniatur mesjid yang dibuat dari bahan bekas ditampilkan sepanjang jalan.
Lantunan kalimat takbir meramaikan kampung itu. Obor dan lampu kelap-kelip
menerangi jalan. Ini jadi tradisi di desa itu.
Tak hanya itu, kegiatan ini juga
diperlombakan. Tentu jadi semangat. Sebab semua yang ikut lomba menampilkan
keindahan karyanya masing-masing. Yang ikut lomba, mulai dari sekolah, mesjid,
musolla hingga remaja dari suatu gang.
Sebulan penuh persiapkan semunya
selama Ramadan, akhirnya karya kami tampil malam itu. Susana seperti
tahun-tahun sebelumnya tampil lagi malam itu. Semua peserta pawai keliling desa
sesuai rute yang dibuat Panitia. Tiap melewati pos ada juri yang menilai. Start pukul Sembilan dan finish pukul dua pagi.
Pemenang pawai biasanya diumumkan
malam halal bihalal. Sayangnya saya
udah balik ke Pekan karena perkuliahan semester tiga udah mulai. Alhmadulillah sekolah kami dapat juara
tiga. Akhirnya kami dapat berikan piala juga. Meski tak berstatus siswa di
sekolah ini lagi, sabagai alumni masih punya kesempatan untuk berikan yang
terbaik buat mantan sekolah. Untuk adik-adik penerus di Tarbiyah Islamiyah,
tetap berkarya untuk sekolah meski kalian udah meninggalkan sekolah itu.
0 komentar:
Posting Komentar