Perempuan-perempuan komunitas clean the city. |
Sejumlah
pemuda, memakai kaos biru bertuliskan clean
the city, mengajak orang-orang dikeramaian malam jelang pergantian tahun
untuk tidak membuang sampah sembarangan. Mereka keliling taman di pertigaan
Jalan Arifin Ahmad-Sudirman, sambil memamerkan spanduk dan styrofoam berisi ajakan menjaga kebersihan.
Sambil
berlalu, mereka berseru supaya orang-orang di taman tidak meninggalkan sampah
begitu saja, membuangnya pada tempat yang telah disediakan, bukan di drainase
karena akan menyumbat saluran air. Sesekali mereka sambil memungut sampah
selama menyusuri taman yang agak gelap itu.
Para
pemuda itu juga melakukan hal sama disepanjang badan jalan seberang Gedung
Idrus Tin Tin, yang dipadati oleh pedagang dan kendaraan roda dua. Aksi mereka
ini turut jadi perhatian pedagang, pengunjung di taman maupun yang sedang
menikmati jajanan di sepanjang trotoar. Termasuk polisi yang sedang mengatur
arus lalu lintas, memandu para pemuda menyeberangi jalan.
Lebih
kurang 1 jam mereka keliling di tengah keramaian dan kebisingan menyambut tahun
2019 yang tingga beberapa jam lagi.
Aksi
itu berlanjut paginya. Pukul 06.00, mereka berkumpul di pelataran tugu dan
trotoar depan kediaman Gubernur Riau. Masih memakai kaos yang sama, kali ini
dengan jumlah lebih banyak, laki-laki dan perempuan, anak-anak, remaja dan
orangtua.
Masing-masing
bawa sapu lidi dan kantong plastik buat menampung sampah. Mereka mengumpulkan
sampah yang menumpuk di tepi jalan, dalam pot tanaman juga yang berserakan di
sepanjang trotoar dan di sekeliling tugu. Tak ada tempat sampah di sekitar
lokasi. Tiap malam, tempat ini memang jadi pusat keramaian.
Kediaman
orang nomor satu di Riau yang berhadapan langsung dengan kantor nya itu memang
jadi pusat keramaian kala malam. Bukan hanya dimalam pergantian tahun, juga
dimalam-malam biasa atau malam jelang akhir pekan. Gerobak pedagang memadati
trotoar. Orang-orang bebas memarkir kendaraan di bahu jalan. Makin ramai karena
jadi tempat tongkrongan terutama bagi remaja. Alhasil, tiap bagi sampah
berserakan.
Tumpukan sampah di kediaman Gubernur Riau pada pagi hari. |
Pagi
itu, sebelum petugas kebersihan datang, komunitas clean the city sudah membersihkan area tersebut dan mengumpulkan
sampah dalam kantong plastik hitam pada satu tempat, sebelum diangkut oleh
petugas sampah pakai pickup atau dump truck. Urusan ini, Pemerintah
Pekanbaru menggunakan jasa pihak ketiga untuk mengangkut sampah tiap pukul
05.00 sampai pukul 17.00. Area ini jadi tanggungjawab PT Samhana Indah.
Andri
Suhada, koordinator lapangan dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan
Pekanbaru, ketika menghampiri mereka, mengucapkan terimakasih. Dia berharap
sekali, ada komunitas lain yang juga peduli terhadap kebersihan Pekanbaru. “Kita
juga berharap kesadaran diri masing-masing.”
Kata
Zulfikar, juru bicara komunitas, kegiatan bersih sampah sudah 4 kali
berturut-turut mereka lakukan tiap pergantian tahun. Namun, tiga tahun
belakangan, mereka rutin melakukannya di area Gedung Idrus Tin Tin.
Tahun
ini, tempat yang lebih akrab disebut Gedung MTQ oleh warga Pekanbaru itu, tidak
dibuka untuk kegiatan apa pun pada malam pergantian tahun. Pagarnya ditutup.
Penerangan tak dinyalakan. Nyaris memang tak ada kegiatan sama sekali, kecuali
hanya beberapa orang lalu lalang dalam halaman yang gelap itu.
Biasanya,
gedung yang memiliki halaman cukup luas itu jadi tempat berbagai hiburan seperti
panggung musik. Malam itu, hanya ada pedagang jagung bakar, pisang bakar,
gerobak sate dan gerobak jajanan yang tetap membuka lapak di depan gerbang
gedung MTQ.
Karena
itu, usai sosialisasi pada masyarakat, Zulfikar dan kawan-kawan diarahkan DLHK
Pekanbaru untuk memindahkan kegiatan bersih sampahnya di pertigaan Jalan Gadjah
Mada-Dipenogoro, tempat kediaman Gubernur Riau tadi. “Tidak masalah. Kami hanya
ingin membantu petugas kebersihan. Tiap pergantian tahun selalu banyak sampah
yang berserakan.”
Dari
depan kediaman Gubernur Riau Wan Thamrin Hasyim, mereka pindah ke Ruang Terbuka
Hijau Kaca Mayang, Jalan Sumatera tepat depan Masjid Al Falah Darul Muttaqin.
Taman yang bersebelahan dengan Premiere Hotel ini memang selalu ramai pada
malam hari. Bahkan menyebabkan kemacetan jelang maghrib dan jelang tengah malam.
Membantu petugas kebersihan Taman Kaca Mayang. |
Pedagang
tidak hanya berjualan di trotoar, juga sampai di bahu jalan. Bahkan dalam area
taman. Membawa alat masak. Paginya, sampah yang menumpuk dan berserakan jadi
pemandangan. Padahal, dibeberapa titik sudah disediakan tempat sampah tiga
warna sesuai jenisnya. Rumput dan bunga dalam taman pun rusak karena diinjak,
dicabut dan kotor karena terkena sisa makanan yang dibuang terutama yang
berkuah.
Kondisi
itu tidak hanya terjadi dimalam pergantian tahun, hampir tiap malam apalagi
dihari libur dan saat hari bebas kendaraan. Seorang petugas kebersihan,
menceritakan keluhannya pada Mongabay. Disela-sela ia membersihkan sampah, para
pengunjung justru membuang sampah tidak pada tempatnya diwaktu yang bersamaan. Petugas
kebersihan pun harus membersihkan sampah sebelum dan sesudah pengunjung
meninggalkan taman.
Petugas
kebersihan itu juga tak jarang berselisih paham dengan pedagang sekitar. Mereka
kadang tak terima ditegur petugas. Seorang pedagang di trotoar depan masjid,
mengatakan, mereka tiap malam bayar iuran Rp 2.000 pada RT setempat dan selalu
mengumpulkan sampah pada tempat yang sudah disediakan. Nyatanya, seperti pagi
itu, sampah tetap saja berserakan di sepanjang jalan dan dalam taman.
0 komentar:
Posting Komentar