Minggu, 17 Februari 2019

Aksi Bersih Sampah Menyambut Tahun 2019

Perempuan-perempuan komunitas clean the city.

Sejumlah pemuda, memakai kaos biru bertuliskan clean the city, mengajak orang-orang dikeramaian malam jelang pergantian tahun untuk tidak membuang sampah sembarangan. Mereka keliling taman di pertigaan Jalan Arifin Ahmad-Sudirman, sambil memamerkan spanduk dan styrofoam berisi ajakan menjaga kebersihan.


Sambil berlalu, mereka berseru supaya orang-orang di taman tidak meninggalkan sampah begitu saja, membuangnya pada tempat yang telah disediakan, bukan di drainase karena akan menyumbat saluran air. Sesekali mereka sambil memungut sampah selama menyusuri taman yang agak gelap itu.

Para pemuda itu juga melakukan hal sama disepanjang badan jalan seberang Gedung Idrus Tin Tin, yang dipadati oleh pedagang dan kendaraan roda dua. Aksi mereka ini turut jadi perhatian pedagang, pengunjung di taman maupun yang sedang menikmati jajanan di sepanjang trotoar. Termasuk polisi yang sedang mengatur arus lalu lintas, memandu para pemuda menyeberangi jalan.

Lebih kurang 1 jam mereka keliling di tengah keramaian dan kebisingan menyambut tahun 2019 yang tingga beberapa jam lagi.

Aksi itu berlanjut paginya. Pukul 06.00, mereka berkumpul di pelataran tugu dan trotoar depan kediaman Gubernur Riau. Masih memakai kaos yang sama, kali ini dengan jumlah lebih banyak, laki-laki dan perempuan, anak-anak, remaja dan orangtua.

Masing-masing bawa sapu lidi dan kantong plastik buat menampung sampah. Mereka mengumpulkan sampah yang menumpuk di tepi jalan, dalam pot tanaman juga yang berserakan di sepanjang trotoar dan di sekeliling tugu. Tak ada tempat sampah di sekitar lokasi. Tiap malam, tempat ini memang jadi pusat keramaian.

Kediaman orang nomor satu di Riau yang berhadapan langsung dengan kantor nya itu memang jadi pusat keramaian kala malam. Bukan hanya dimalam pergantian tahun, juga dimalam-malam biasa atau malam jelang akhir pekan. Gerobak pedagang memadati trotoar. Orang-orang bebas memarkir kendaraan di bahu jalan. Makin ramai karena jadi tempat tongkrongan terutama bagi remaja. Alhasil, tiap bagi sampah berserakan.

Tumpukan sampah di kediaman Gubernur Riau pada pagi hari.
Pagi itu, sebelum petugas kebersihan datang, komunitas clean the city sudah membersihkan area tersebut dan mengumpulkan sampah dalam kantong plastik hitam pada satu tempat, sebelum diangkut oleh petugas sampah pakai pickup atau dump truck. Urusan ini, Pemerintah Pekanbaru menggunakan jasa pihak ketiga untuk mengangkut sampah tiap pukul 05.00 sampai pukul 17.00. Area ini jadi tanggungjawab PT Samhana Indah.

Andri Suhada, koordinator lapangan dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Pekanbaru, ketika menghampiri mereka, mengucapkan terimakasih. Dia berharap sekali, ada komunitas lain yang juga peduli terhadap kebersihan Pekanbaru. “Kita juga berharap kesadaran diri masing-masing.”

Kata Zulfikar, juru bicara komunitas, kegiatan bersih sampah sudah 4 kali berturut-turut mereka lakukan tiap pergantian tahun. Namun, tiga tahun belakangan, mereka rutin melakukannya di area Gedung Idrus Tin Tin.

Tahun ini, tempat yang lebih akrab disebut Gedung MTQ oleh warga Pekanbaru itu, tidak dibuka untuk kegiatan apa pun pada malam pergantian tahun. Pagarnya ditutup. Penerangan tak dinyalakan. Nyaris memang tak ada kegiatan sama sekali, kecuali hanya beberapa orang lalu lalang dalam halaman yang gelap itu.

Biasanya, gedung yang memiliki halaman cukup luas itu jadi tempat berbagai hiburan seperti panggung musik. Malam itu, hanya ada pedagang jagung bakar, pisang bakar, gerobak sate dan gerobak jajanan yang tetap membuka lapak di depan gerbang gedung MTQ.

Karena itu, usai sosialisasi pada masyarakat, Zulfikar dan kawan-kawan diarahkan DLHK Pekanbaru untuk memindahkan kegiatan bersih sampahnya di pertigaan Jalan Gadjah Mada-Dipenogoro, tempat kediaman Gubernur Riau tadi. “Tidak masalah. Kami hanya ingin membantu petugas kebersihan. Tiap pergantian tahun selalu banyak sampah yang berserakan.”

Dari depan kediaman Gubernur Riau Wan Thamrin Hasyim, mereka pindah ke Ruang Terbuka Hijau Kaca Mayang, Jalan Sumatera tepat depan Masjid Al Falah Darul Muttaqin. Taman yang bersebelahan dengan Premiere Hotel ini memang selalu ramai pada malam hari. Bahkan menyebabkan kemacetan jelang maghrib dan jelang tengah malam.

Membantu petugas kebersihan Taman Kaca Mayang.
Pedagang tidak hanya berjualan di trotoar, juga sampai di bahu jalan. Bahkan dalam area taman. Membawa alat masak. Paginya, sampah yang menumpuk dan berserakan jadi pemandangan. Padahal, dibeberapa titik sudah disediakan tempat sampah tiga warna sesuai jenisnya. Rumput dan bunga dalam taman pun rusak karena diinjak, dicabut dan kotor karena terkena sisa makanan yang dibuang terutama yang berkuah.

Kondisi itu tidak hanya terjadi dimalam pergantian tahun, hampir tiap malam apalagi dihari libur dan saat hari bebas kendaraan. Seorang petugas kebersihan, menceritakan keluhannya pada Mongabay. Disela-sela ia membersihkan sampah, para pengunjung justru membuang sampah tidak pada tempatnya diwaktu yang bersamaan. Petugas kebersihan pun harus membersihkan sampah sebelum dan sesudah pengunjung meninggalkan taman.

Petugas kebersihan itu juga tak jarang berselisih paham dengan pedagang sekitar. Mereka kadang tak terima ditegur petugas. Seorang pedagang di trotoar depan masjid, mengatakan, mereka tiap malam bayar iuran Rp 2.000 pada RT setempat dan selalu mengumpulkan sampah pada tempat yang sudah disediakan. Nyatanya, seperti pagi itu, sampah tetap saja berserakan di sepanjang jalan dan dalam taman.

0 komentar:

Posting Komentar