Sepenggal
cerita dari yang katanya Musrenbang
Suryadi
BERANGKAT DI JUMAT SORE PUKUL 6, dua
bus pariwisata telah menanti. Satu bus diisi seluruh utusan kelembagaan. Satunya
lagi angkut para staff kemahasiswaan. Suasana kontras terlihat, bus kelembagaan
harus berpadatan sampai kenek bus berdiri sepanjang perjalanan tak dapat
tempat duduk. Sedangkan bus untuk staff kemahasiswaan masih terdapat kursi
kosong.
Di tengah kesulitan keuangan yang mendera kelembagaan
mahasiswa, Universitas Riau sanggup keluarkan dana Rp. 49 juta untuk buat
Musyawarah Rencana Pembangunan atau Musrenbang. Tempat pelaksanaannya di Padang
selama tiga hari. Kelembagaan yang hadir disuguhkan kemewahan.
Dana Musrenbang sebesar Rp. 49 juta dihabiskan untuk
sewa dua bus Rp. 16,8 juta, konsusmsi Rp. 9.625.000, ruangan tempat rapat
kelembagaan Rp. 4,6 juta. Bantuan peserta atau bahasa lainnya uang saku
dianggarkan sebesar Rp. 16,8 juta sampai biaya alat tulis kantor Rp. 1.350.000.
Jika dihitung, perwakilan kelembagaan yang hadir
sebagai peserta Musrenbang 22 orang, masing-masing dapat uang saku Rp. 300.000.
Secara keseluruhan berjumlah Rp. 6,6 juta bukan Rp. 16,8 juta.
“Dana sebesar Rp. 16.800.000 itu sebenarnya untuk biaya
penginapan, tapi dalam pelaporannya dibuat bantuan peserta,” kata Hengki staff Pembantu
Rektor III.
PADA MUSRENBANG INI SEMUA KELEMBAGAAN
MAHASISWA bertanya kejelasan uang untuk kegiatan kelembagaan
yang mereka pimpin. Keuangan selalu saja tersendat-sendat.
Permasalahan ini dijawab Rahmat karena tidak samanya
perencanaan dari Rektorat dan kelembagaan. Apa yang diminta oleh kelembagaan
terkadang tidak sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat oleh kemahasiswaan.
“Bahkan kita terkadang harus ubah dan masuk-masukkan ke
dalam perencanaan sesuai dengan mata anggaran yang telah dibuat,” tambah
Rahmat.
Sayang jawaban Rahmat tidak begitu memuaskan. Yamin,
Ketua UKM Pramuka mengaku tak paham soal penjelasan Rahmat. Lain yang ditanya,
lain yang dijawab.
Musrenbang harusnya jadi titik cerah soal keuangan
kelembagaan mahasiswa. semua perencanaan digodok bersama. Dipimpin Toni Era
Wijaya, seluruh kelembagaan sepakat agar Rancangan Anggaran Belanja atau RAB
yang mereka usulkan tak usah dibahas. Disepakati bersama, nantinya biarlah PR
III yang bahas ini di Musrenbang universitas.
Akhirnya, kegiatan Musrenbang banyak diisi dengan
kegiatan hiburan. Jalan-jalan dan belanja. Tak hanya untuk utusan kelembagaan,
tapi juga staff kemahasiswaan beserta keluarganya.
0 komentar:
Posting Komentar