Oleh Suryadi
Zul dan Koper yang berisi proyektor dan LCD, biasa dibawa kampus |
BATIK cokelat melekat di tubuhnya.
Saputangan di genggaman sesekali menyeka keringat di wajah. Kondisi badan
Zulkarnaini sedang kurang baik. Sambil terbatuk, Zul jelaskan ia baru selesai
memberi materi seminar di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota
Pekanbaru. Tak terlihat ‘teman setia’ yang selalu dibawa saat mengajar di
Kampus.
Zul dosen
Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Riau. Pria yang telah
jadi dosen sejak 1979 ini punya kebiasaan khusus. Setiap kali mengajar, ia
selalu membawa ‘teman setia’, sebuah koper berisi laptop beserta charger dan
LCD Proyektor.
“Dosen-dosen
sering ejek saya. Bilangnya ‘Mau berangkat ya Pak’,” Zul meniru sindiran teman
seprofesinya saat ia bawa koper ke kelas. Ia memilih bawa peralatan ajar
sendiri karena tak ingin berebut dengan dosen lain. Menurutnya, proyektor dari
fakultas tak mencukupi kebutuhan pembelajaran di kelas. Dosen yang ingin
gunakan proyektor harus booking dulu. “Kalau telat lima menit
saja, sudah keburu diambil yang lain,” ujarnya sambil terbatuk.
Zul mulai
bawa proyektor sejak tahun 2000, ketika ia menjabat Kepala Pusat Penelitian
Sosial Ekonomi UR. Proyektor pertama yang ia bawa milik lembaga
tempat ia mengabdi. Ada pengalaman buruk terkait proyektor tersebut.
Saat ia
tengah mengajar, listrik padam. Kemudian listrik menyala kembali dengan bantuan
diesel. Proyektor yang ia gunakan masih baik-baik saja. Beberapa saat kemudian
listrik utama menyala, tapi diesel keburu dimatikan. Akibatnya terjadi arus
pendek dan bola proyektor putus. “Untung Dekan mau bantu ganti,” ujar
dosen tamatan Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada ini.
Ratna Yani,
rekan seprofesi Zul katakan kini sudah ada dosen yang mengikuti jejak Zul,
proyektor dan laptop bawa sendiri. “Wajar saja karena di kampus jumlah
proyektor yang dibutuhkan tak sebanding dengan yang tersedia,” jelasnya.
Mahasiswa pun memandang positif tindakan Zul. “Jadi tak perlu repot antri
proyektor dari kampus lagi,” jelas Rani, mahasiswa Ilmu Ekonomi angkatan 2009.
0 komentar:
Posting Komentar