Informan dari Desa Jumrah
Oleh Suryadi
Tarmizi depan rumahnya di Desa Jumrah. Foto Jikalahari |
SAYA ini sejak tahun 80
an sudah keluar masuk dalam hutan Jumrah bahkan sampai Dumai sana. Saya tahu
isi dalam hutan itu. Bersama warga di sini menebang kayu buat rumah. Sekarang
kayu sudah tidak ada sejak perusahan Ruas Utama Jaya masuk. Mereka menebang
hutan dan menanam akasia.
Mata pencaharian warga sudah tidak ada lagi
dari hutan itu. Bahkan lahan warga juga diklaim sama perusahaan. Warga jadi
takut mau menanam. Sewaktu-waktu pasti diusir oleh perusahaan.
Kami sering diajak rapat oleh pemerintah
desa bersama perwakilan perusahaan. Kami hanya minta perusahaan menunjukkan
tapal batas konsesi mereka. Tapi mereka cuma bilang iya saja.
“Nanti akan
ditunjukkan.” Sampai sekarang sudah bertahun-tahun kami tak tau di mana batas lahan kami dengan perusahaan.