Minggu, 27 Desember 2015

Dua Kali Ke Holiday 88



Oleh Suryadi

Kamis 24 Desember, saya dan Jeffri mengajak Ahlul nonton di bioskop Holiday 88. Sekira tengah hari kami menuju lokasi yang beralamat di jalan Sultan Syarif Kasim Pekanbaru. Parkiran bioskop masih sepi. Baru satu hingga tiga sepeda motor yang terparkir.


Saya biarkan Ahlul dan Jeffri mencari lapak parkir, sementara saya masuk duluan ke bioskop melihat film yang akan tayang hari itu. Pilihannya ada film Single karya Sutradara Raditia Dika dan Negeri Van Oranye salah satu pemainnya yang saya kenal Chiko Jeriko. Dua film luar negeri juga tayang hari itu IP MAN 3 dan Star Wars: The Force Awekans.

Hari itu saya kurang tertarik untuk nonton film buatan anak negeri. Pilihan saya pada IP MAN 3 dan Star Wars: The Force Awekans. IP MAN yang pertama dan kedua sudah saya tonton meski lewat tayangan televisi. Tetapi saya juga pengen sekali nonton Star Wars yang ke tujuh ini. Sebab film ini sangat heboh sekali karena tiga aktor Indonesia dalam film the raid ikut main. Mereka, Iko Uwais, Yayan Ruhian dan Cecep Arif.

Ahlul sarankan untuk nonton IP MAN. Saya tak langsung setuju, Jeffri diam saja. Sesekali Ahlul nyeletuk hendak nonton Single. Akhirnya kami sepakati nonton IP MAN. Saya beli tiga tiket. Tayangnya pukul 13.30. Saat itu waktu menunjukkan 12.45. Jeffri tawarkan makan siang. 

Kami menuju Senapelan, pusat perbelanjaan handphone  dan barang elektronik lainnya. Tapi di lantai dua ada kedai kopi Kimteng. Saya dan Jeffri pesan kopi hitam dan kentang goreng. Ahlul makan siang dengan Burger dan jus Nanas.

Siang itu kami memang berencana mentraktir Ahlul nonton dan makan siang. Sebab saya dan Jeffri baru saja dapat honor dari hasil membantu Jikalahari buat media briefing soal SP3 Illegal Logging di Riau pada tahun 2008. Kegiatan ini bekerja sama dengan IWGFF dan Riau Corruption Trial.

Sedikit bercerita, pada tahun 2008 Sutjiptadi selaku Kapolda Riau pernah menetapkan 14 perusahaan HTI sebagai tersangka kasus Illegal Logging. Perusahaan tersebut juga dilaporkan pada KPK karena diduga terlibat money laundering. Imbas dari laporan itu, dua Bupati, tiga Kepala Dinas Kehutanan serta Gubernur Riau terjerat kasus korupsi karena menerbitkan izin IUPHHKHT RKT pada 20 perusahaan di atas hutan alam.

Namun Sutjiptadi tidak bertahan lama menjabat Kapolda Riau. Ia digantikan oleh Hadiatmoko. Enam bulan menjabat Hadiatmoko mengeluarkan SP3 terhadap 14 perusahaan yang semula telah ditetapkan sebagai tersangka.

Hal ini menuai kritik banyak kalangan saat itu. Sebab keberanian Sutjiptadi menetapkan 14 perusahaan sebagai tersangka adalah satu tindakan yang banyak mendapat apresiasi. Karena hanya Riau satu-satunya provinsi  di Indonesia bahkan di dunia yang berani menghukum korporasi yang merusak lingkungan. Namun harapan itu sirna di tangan Hadiatmoko.

Respon aktivis lingkungan di Riau seperti Walhi Riau, Jikalahari mendapat sambutan dari Pemerintah SBY kala itu. Dibentuklah Satgas Pemberantasan Mafia Hukum. Hasilnya, SP3 yang dikeluarkan oleh Hadiatmoko cacat prosedural. Sayangnya SBY tak lagi menyambut hasil temuan ini dan malah membubarkan Satgas yang ia bentuk sendiri.

Sebab itulah Jikalahari, IWGFF dan Riau Corruption Trial mengundang beberapa wartawan di Pekanbaru dalam media briefing yang mereka buat. Tujuannya untuk mengenang 7 tahun SP3 tersebut dan berharap Pemerintahan Jokowi membuka kembali kasus Illegal Logging tersebut.

Lima belas menit lagi film akan tayang. Jeffri segera membayar makan siang itu di kasir. Kami langsung menuju bioskop. Jarak Senapelan dan Bioskop Holiday 88 sekitar 5 menit. Lima menit sebelum film dimulai kami sudah masuk dan mencari tempat duduk.

Pemain utama dalam IP MAN 3 ini tidak beda dengan yang pertama dan kedua. Donnie Yen dan Lynn Hung tetap menjadi pasangan suami istri. Pemain lainnya ada Mike Tyson petinju legendaris asal Amerika. Ia sempat bertarung bersama Yip Man nama Donnie Yen dalam film ini. 

Pertarungan mereka berakhir imbang dengan durasi waktu tiga menit. Saat itu Frank— nama panggilan Mike Tyson dalam film ini—menantang Yip Man untuk bertarung dengan durasi waktu yang ditentukannya sendiri. Taruhannya, jika Yip Man mampu bertahan Frank tidak akan mengganggunya lagi.

Frank seorang yang kaya raya. Dia punya arena tarung bebas. Di sana perjudian dikuasainya. Karena hasrat bisnis dan judinya, Frank ingin menguasi sebuah sekolah untuk dijadikan arena tarung. Frank menggunakan anak buahnya untuk memaksa Kepala Sekolah agar menyerahkan sekolahnya. Hal ini ditolak oleh Kepala Sekolah dengan akibat pemukulan terhadap dirinya.

Sekolahnya pun sempat ditutup dengan palang kayu sehingga anak-anak hampir tidak masuk sekolah pagi itu. Dengan bantuan murid-murid Yip Man akhirnya pagar sekolah dapat dibuka kembali. Tak habis disitu, anak buah Frank sempat membakar sekolah dan mengobrak-abrik kelas belajar. Kepala Sekolah hampir diculik oleh anak buah Frank namun akhirnya diselamatkan oleh Jin Zhang.

Yip Man beserta murid-muridnya sempat beberapa malam menjaga sekolah sampai akhirnya mereka disebut satpam. Tindakan anak buah Frank sempat dilaporkan kepada pihak berwajib namun kandas tak ada kelanjutan pengusutan.

Secara keseluruhan, IP Man ketiga ini sedikit berbeda dengan yang pertama dan kedua. IP Man pertama dan kedua kita melihat adanya perlawan Yip Man terhadap penjajahan Jepang dan Inggris. Sementara yang ketiga ini Yip Man bertarung dengan Jin Zhang yang notabene sama-sama dari perguruan Wing Chun.

Hal ini didasari oleh keinginan Jin Zhang untuk diakui sebagai masternya bela diri. Diakhir film Jin Zhang yang seorang penarik becak menunjukkan perlakuan kerasnya dengan menantang berbagai guru dari perguruan bela diri. Ia meminta seorang wartawan untuk mengikutinya bertarung dan memberitakannya. 

Hal ini menuai tanggapan dari berbagai perguruan bela diri. Namun Yip Man tetap menjadi seorang masternya bela diri yang rendah hati. Sampai ditantang oleh Jin Zhang untuk bertarung Yip Man tidak menanggapinya. Ia memilih untuk menjaga istrinya yang sedang mengidap penyakit tumor.

Yip Man baru bersedia menerima tantangan Jin Zhang setelah istrinya yang meminta. Dengan disaksikan oleh anak Jin Zhang dan Yip Man mereka bertarung di saat hujan deras. Sementara istri Yip Man hanya mendengar dari luar. Jin Zhang akhirnya mengakui ketangguhan Yip Man. Itulah terakhir kalinya Lynn Hung menyaksikan suaminya bertarung sebelum ia meninggal karena penyakitnya.

Nonton siang itu pun berakhir sore. Kami berencana akan nonton lagi malam seusai magrib. Sayangnya Jeffri tidak bisa ikut karena harus pulang kampung sore itu . Mengingat dia harus Natalan esoknya.

Rencana nonton usai magrib itu tetap kami lakukan. Saya dan Ahlul pilih film Star Wars: The Force Awekans. Kami penasaran bagaimana aktor Indonesia berlaga dalam film Hollywood. Sayangnya saya kecewa besar. Ternyata apa yang dihebohkan oleh media sangat jauh dari kenyataan yang ada di film. Iko Uwais, Cecep Arif dan Yayan Ruhian hanya menampakkan mukanya tak lebih dari dua menit. Ketiganya hilang lenyap dimakan monster. Tak sempat besilat seperti yang mereka tampilkan dalam laga the raid.

Dalam hati saya menggumam, coba seandainya yang berlaga dalam film Star Wars ini Mak Lampir, pasti akan lebih seru pertarungannya. Bayangkan saja, tongkat Mak Lampir dan ketawanya mampu mengalahkan teknologi di film Hollywood itu.#

0 komentar:

Posting Komentar