Oleh
Suryadi
Kamis 24 Desember, saya dan Jeffri mengajak Ahlul
nonton di bioskop Holiday 88. Sekira tengah hari kami menuju lokasi yang
beralamat di jalan Sultan Syarif Kasim Pekanbaru. Parkiran bioskop masih sepi. Baru
satu hingga tiga sepeda motor yang terparkir.
Saya biarkan Ahlul dan Jeffri mencari lapak parkir,
sementara saya masuk duluan ke bioskop melihat film yang akan tayang hari itu. Pilihannya
ada film Single karya Sutradara Raditia Dika dan Negeri Van Oranye salah satu
pemainnya yang saya kenal Chiko Jeriko. Dua film luar negeri juga tayang hari
itu IP MAN 3 dan Star Wars: The Force Awekans.
Hari itu saya kurang tertarik untuk nonton film buatan
anak negeri. Pilihan saya pada IP MAN 3 dan Star Wars: The Force Awekans. IP
MAN yang pertama dan kedua sudah saya tonton meski lewat tayangan televisi. Tetapi
saya juga pengen sekali nonton Star Wars yang ke tujuh ini. Sebab film ini
sangat heboh sekali karena tiga aktor Indonesia dalam film the raid ikut main. Mereka, Iko Uwais, Yayan Ruhian dan Cecep Arif.
Ahlul sarankan untuk nonton IP MAN. Saya tak langsung
setuju, Jeffri diam saja. Sesekali Ahlul nyeletuk hendak nonton Single. Akhirnya
kami sepakati nonton IP MAN. Saya beli tiga tiket. Tayangnya pukul 13.30. Saat
itu waktu menunjukkan 12.45. Jeffri tawarkan makan siang.
Kami menuju Senapelan, pusat perbelanjaan
handphone dan barang elektronik lainnya.
Tapi di lantai dua ada kedai kopi Kimteng. Saya dan Jeffri pesan kopi hitam dan
kentang goreng. Ahlul makan siang dengan Burger dan jus Nanas.
Siang itu kami memang berencana mentraktir Ahlul nonton
dan makan siang. Sebab saya dan Jeffri baru saja dapat honor dari hasil
membantu Jikalahari buat media briefing soal SP3 Illegal Logging di Riau pada
tahun 2008. Kegiatan ini bekerja sama dengan IWGFF dan Riau Corruption Trial.
Sedikit bercerita, pada tahun 2008 Sutjiptadi selaku
Kapolda Riau pernah menetapkan 14 perusahaan HTI sebagai tersangka kasus
Illegal Logging. Perusahaan tersebut juga dilaporkan pada KPK karena diduga terlibat
money laundering. Imbas dari laporan
itu, dua Bupati, tiga Kepala Dinas Kehutanan serta Gubernur Riau terjerat kasus
korupsi karena menerbitkan izin IUPHHKHT RKT pada 20 perusahaan di atas hutan
alam.
Namun Sutjiptadi tidak bertahan lama menjabat Kapolda
Riau. Ia digantikan oleh Hadiatmoko. Enam bulan menjabat Hadiatmoko mengeluarkan
SP3 terhadap 14 perusahaan yang semula telah ditetapkan sebagai tersangka.
Hal ini menuai kritik banyak kalangan saat itu. Sebab keberanian
Sutjiptadi menetapkan 14 perusahaan sebagai tersangka adalah satu tindakan yang
banyak mendapat apresiasi. Karena hanya Riau satu-satunya provinsi di Indonesia bahkan di dunia yang berani
menghukum korporasi yang merusak lingkungan. Namun harapan itu sirna di tangan
Hadiatmoko.
Respon aktivis lingkungan di Riau seperti Walhi Riau,
Jikalahari mendapat sambutan dari Pemerintah SBY kala itu. Dibentuklah Satgas
Pemberantasan Mafia Hukum. Hasilnya, SP3 yang dikeluarkan oleh Hadiatmoko cacat
prosedural. Sayangnya SBY tak lagi menyambut hasil temuan ini dan malah
membubarkan Satgas yang ia bentuk sendiri.
Sebab itulah Jikalahari, IWGFF dan Riau Corruption
Trial mengundang beberapa wartawan di Pekanbaru dalam media briefing yang
mereka buat. Tujuannya untuk mengenang 7 tahun SP3 tersebut dan berharap
Pemerintahan Jokowi membuka kembali kasus Illegal Logging tersebut.
Lima belas menit lagi film akan tayang. Jeffri segera
membayar makan siang itu di kasir. Kami langsung menuju bioskop. Jarak Senapelan
dan Bioskop Holiday 88 sekitar 5 menit. Lima menit sebelum film dimulai kami
sudah masuk dan mencari tempat duduk.
Pemain utama dalam IP MAN 3 ini tidak beda dengan yang
pertama dan kedua. Donnie Yen dan Lynn Hung tetap menjadi pasangan suami istri.
Pemain lainnya ada Mike Tyson petinju legendaris asal Amerika. Ia sempat
bertarung bersama Yip Man nama Donnie Yen dalam film ini.
Pertarungan mereka
berakhir imbang dengan durasi waktu tiga menit. Saat itu Frank— nama panggilan
Mike Tyson dalam film ini—menantang Yip Man untuk bertarung dengan durasi waktu
yang ditentukannya sendiri. Taruhannya, jika Yip Man mampu bertahan Frank tidak
akan mengganggunya lagi.
Frank seorang yang kaya raya. Dia punya arena tarung
bebas. Di sana perjudian dikuasainya. Karena hasrat bisnis dan judinya, Frank
ingin menguasi sebuah sekolah untuk dijadikan arena tarung. Frank menggunakan
anak buahnya untuk memaksa Kepala Sekolah agar menyerahkan sekolahnya. Hal ini
ditolak oleh Kepala Sekolah dengan akibat pemukulan terhadap dirinya.
Sekolahnya pun sempat ditutup dengan palang kayu
sehingga anak-anak hampir tidak masuk sekolah pagi itu. Dengan bantuan
murid-murid Yip Man akhirnya pagar sekolah dapat dibuka kembali. Tak habis
disitu, anak buah Frank sempat membakar sekolah dan mengobrak-abrik kelas
belajar. Kepala Sekolah hampir diculik oleh anak buah Frank namun akhirnya
diselamatkan oleh Jin Zhang.
Yip Man beserta murid-muridnya sempat beberapa malam
menjaga sekolah sampai akhirnya mereka disebut satpam. Tindakan anak buah Frank
sempat dilaporkan kepada pihak berwajib namun kandas tak ada kelanjutan
pengusutan.
Secara keseluruhan, IP Man ketiga ini sedikit berbeda
dengan yang pertama dan kedua. IP Man pertama dan kedua kita melihat adanya
perlawan Yip Man terhadap penjajahan Jepang dan Inggris. Sementara yang ketiga
ini Yip Man bertarung dengan Jin Zhang yang notabene sama-sama dari perguruan
Wing Chun.
Hal ini didasari oleh keinginan Jin Zhang untuk diakui
sebagai masternya bela diri. Diakhir film Jin Zhang yang seorang penarik becak
menunjukkan perlakuan kerasnya dengan menantang berbagai guru dari perguruan
bela diri. Ia meminta seorang wartawan untuk mengikutinya bertarung dan
memberitakannya.
Hal ini menuai tanggapan dari berbagai perguruan bela
diri. Namun Yip Man tetap menjadi seorang masternya bela diri yang rendah hati.
Sampai ditantang oleh Jin Zhang untuk bertarung Yip Man tidak menanggapinya. Ia
memilih untuk menjaga istrinya yang sedang mengidap penyakit tumor.
Yip Man baru bersedia menerima tantangan Jin Zhang setelah
istrinya yang meminta. Dengan disaksikan oleh anak Jin Zhang dan Yip Man mereka
bertarung di saat hujan deras. Sementara istri Yip Man hanya mendengar dari
luar. Jin Zhang akhirnya mengakui ketangguhan Yip Man. Itulah terakhir kalinya
Lynn Hung menyaksikan suaminya bertarung sebelum ia meninggal karena penyakitnya.
Nonton siang itu pun berakhir sore. Kami berencana akan
nonton lagi malam seusai magrib. Sayangnya Jeffri tidak bisa ikut karena harus
pulang kampung sore itu . Mengingat dia harus Natalan esoknya.
Rencana nonton usai magrib itu tetap kami lakukan. Saya
dan Ahlul pilih film Star Wars: The Force Awekans. Kami penasaran bagaimana aktor
Indonesia berlaga dalam film Hollywood.
Sayangnya saya kecewa besar. Ternyata apa yang dihebohkan oleh media sangat jauh
dari kenyataan yang ada di film. Iko Uwais, Cecep Arif dan Yayan Ruhian hanya
menampakkan mukanya tak lebih dari dua menit. Ketiganya hilang lenyap dimakan
monster. Tak sempat besilat seperti yang mereka tampilkan dalam laga the raid.
Dalam hati saya menggumam, coba seandainya yang berlaga
dalam film Star Wars ini Mak Lampir, pasti akan lebih seru pertarungannya. Bayangkan
saja, tongkat Mak Lampir dan ketawanya mampu mengalahkan teknologi di film
Hollywood itu.#
0 komentar:
Posting Komentar