Jumat, 27 November 2015

Facebook Saya Terserang Situs Porno



Suryadi



Selepas shalat Jumat, saya kembali ke kantor redaksi Bahana Mahasiswa. Bahana Mahasiswa merupakan Lembaga Pers Mahasiswa Universitas Riau. Di meja rapat ada majalah Pantau edisi Oktober 2001. Saya sempat membaca majalah ini sebelum akhirnya menikmati tidur siang.




Hampir pukul 3 sore, saya terbangun karena ada telpon masuk dari Nurul Fitria. Saya tidak sempat angkat telpon karena keburu dimatikan. Ternyata sebelumnya Yaya—sapaan Nurul Fitira—mengirim pesan singkat. Isinya, sur facebook mu kena hack tu. Dri fbmu ke wall teman2mu ngirim gambar2 porno. Coba cek fbmu. Bg el barusan nelpon mu ngirim gambar porno ke wall dia. Yaya Pimred Bahana, sementara bang El atau Elmustian adalah alumi Bahana.

Saya sontak kaget membaca pesan dari Yaya. Saya bangun, ambil notebook lalu buka facebook. Dikronologi tidak ada kiriman apapun dari akun facebook saya. Saat dibuka beranda, ngantuk saya jadi hilang karena komentar saya pada status Dedek Dwi Viana, teman SD, berisi situs porno berikut gambarnya. Komentar itu segera saya hapus.

Namun komentar serupa juga tersebar ke beberapa teman di facebook. Saya panik dan kebingungan, bagaimana caranya menghapus kiriman komentar dari akun facebook saya ke 2 ribu lebih teman. Akhirnya saya buat status di kronologi, saya meminta maaf atas komentar yang masuk pada status teman-teman di facebook. Ini bukan kesengajaan.

Saya tetap tidak tenang setelah kejadian ini. Akhirnya saya putuskan untuk menonaktifkan akun facebook saya. Setelah itu saya ke belakang ambil wudhu dan shalat ashar.

Usai shalat, saya lihat Yaya di meja rapat. Dia baru saja datang saat saya shalat. Di Bahana juga ada Jeffri. Jeffri yang nyuruh untuk menonaktifkan akun facebook saya. Kami ngobrol. Yaya bilang, Darul Huda yang juga alumni Bahana marah-marah pada saya karena juga mendapat kiriman komentar yang sama.

Sekitar pukul 17, Atika, Junior saya di kampus juga memberitahu bahwa akun facebook saya masih mengirim konten-konten porno dikomentar status temannya. Novarina, juga junior saya, bahkan mengcapture komentar saya yang berbau porno dan mengirimkannya ke kontak bbm saya. Saya semakin jadi gelisah.

Kegelisahan bertambah setelah Elyana, junior saya di Aliyah dulu memberitahu, bahwa Nelly Susanti guru semasa Aliyah juga marah di facebook karena dapat kiriman situs porno dari saya. Saya bertambah bingung harus menjawabnya bagaimana. Saya minta tolong ke Elyana untuk mintakan PIN bbm guru saya Nelly Susanti.

Elyana mengirimnya 10 menit kemudian, ditengah-tengah rapat proyeksi buletin Bahana. Kebetulan, malam itu Bahana sedang rapat bersama kru magang dan Badan Pengurus Harian, membahas buletin Bahana yang akan dibuat oleh kru magang. Saya sempatkan beritahu bu Nelly Susanti, bahwa kiriman itu bukan kesengajaan dari saya. Setelah panjang lebar dia pun mengerti.

Karena merasa tidak tenang, saya minta Yaya cek lagi akun facebook saya. Ternyata akun facebook tersebut masih aktif. Dan kiriman saya juga masuk ke facebook kemahasiswaan Universitas Riau. Rasanya hendak menangis melihat kejadian ini. Mulai sore hingga malam dan saat rapat pun saya tidak konsentrasi.

Saya minta tolong ke Yaya untuk nonaktifkan kembali akun facebook saya. Ini yang kedua kalinya saya menonaktifkannya.

Hampir pukul 11 malam kami selesai rapat. Satu pesan singkat masuk ke android saya. Dari Lisna teman kuliah di Sosiologi FISIP. Dia menanyakan hal serupa. Nie aku lisna anak sos juga..aku mau nanyak apa maksud mu komen foto wisuda tdi siang dngn upload foto porno?? Apa salah ku sama mu ? kyk gitu kh pemikiran seorang calon sarjana??

Saya balas, Aduh. Saya mohon jangan terbawa emosi dulu. Pertama saya mohon maaf. Kejadian di fb saya bukanlah kesengajaan saya. Saya diberitahu oleh teman-teman saya, bahwa mereka juga dapat kiriman serupa dari fb saya. Saya sudah klarifikasi ini lewat status saya di fb. Akhirnya saya memutuskan menonaktifkan akun fb saya. Sekali lagi, itu bukan kesengajaan saya. Saya mohon maaf atas ketidaknyamanan ini.

Dua menit kemudian, Lisna mengirim sms kembali. Kali ini sms nya cukup keras. Dmana kos mu kyk gitu kau diajarin yah? Dimana kos mu anjing emosi juga aku lihat kau? Blas pengecut!! Apa kaw gk punya saudara cwek? Sadar kau yh saudara mu punya itu..

Saya mengkerutkan kening membaca sms yang kedua ini. Saya berpikir, barangkali balasan sms saya yang pertama tidak terkirim. Saya mengirim kembali sms yang sama sebanyak dua kali. Setelah itu tidak ada lagi balasan sms sama sekali  dari kami.

Saya minta tolong Khoirunnisa Pasaribu menghubungi Lisna untuk menjelaskan kejadian ini. Khoirunnisa Pasaribu juga teman saya dijurusan Sosiologi. Beberapa menit kemudian Khoirunnisa memberitahu, bahwa Lisna sudah mengerti. Yang mengirim sms makian itu ternyata abangnya Lisna.#

0 komentar:

Posting Komentar